Sekilas, benda ini mirip seperti pesawat tanpa awak Amerika Serikat yang menjadi mata-mata udara. Tapi jangan salah, benda yang dinamakan Aviatr ini merupakan wahana luar angkasa untuk menyelidiki bulan terbesar milik planet Saturnus, Titan.
Wahana seharga US$715 juta ini sangat diandalkan untuk mempelajari Titan, yang masih misterius karena atmosfernya yang berawan tebal. The Aviatr akan mengambil foto 3D permukaan Titan, sehingga para ilmuwan bisa mengetahui kondisi geologinya.
Setelah mengelilingi Titan, misi akhir pesawat berbobot 120 kg ini adalah menukik dan mendarat di salah satu bukit berpasir Titan. Selain kondisi permukaannya yang berpasir, para ilmuwan belum bisa memecahkan apa yang terbentang di permukaan Titan.
Para ilmuwan percaya Titan secara unik memiliki kecocokan dengan wahana angkasa yang berat, sebab gravitasinya yang rendah. Tapi atmosfernya tebal, sehingga wahana berbobot tebal bisa mengangkasa lama.
Tidak seperti balon, Aviatr memungkinkan para peneliti untuk mengendalikan ketinggiannya. Aviatr juga dapat membangun semacam perpustakaan yang berisi gambar-gambar 3D dari permukaan dan cuaca di Titan.
Titan memiliki volume yang lebih besar dari bulan Bumi, bahkan lebih besar dari Merkurius. Temperatur di permukaannya sekitar -178 178 centigrade.
Aviatr akan mampu bergerak cepat. Wahana berbahan bakar plutonium ini juga akan lama digunakan untuk mengawasi sisi siangnya, untuk mengambil foto permukaan.
Seperti pesawat yang ada di Bumi, Aviatr juga memiliki ‘safe mode’. Dengan demikian Aviatr mampu diam di atmosfer Titan jika diperlukan, sehingga tidak merusak jaringan komunikasinya. (Daily Mail, umi)
0 komentar: